Kata-kataku terurai


"Kata-kataku terurai
hanya lewaat titik-titik bening di kabut didni hari ini
sesaat sebelum embun jatuh
dan rasa meresap lenyap,
doaku adalah harp tanpa kata...."


“Ketika kata terurai lewat airmata,
harus ada belahan jiwa yang mengobati..
karena jika tidak,
belahan jiwa itu akan hilang
terganti waktu dalam setiap embun yang menetes dipagi hari…”



“Ketika harap adalah doa tanpa kata,
harus ada hati yang lapang dalam damba
seperti biru langit pada sinaran surya
yang selalu dan pasti ada walau tak jarang tertutupi mendung..”



“Dambaku pada biru langit
tertutup awan hitam dan badai yang tak menentu..
kehilangan arah tujuan harapan,
hanya berdoa bahwa ku dapat sampai
pada waktu semua reda serta dapat melihat pelangi,
karena jika tidak maka ku telah hilang
beserta semua rasa itu ditelan badai….”



“Doaku untukmu
di bawah langit hitam dan di tengah gelora;
‘labuhkanlah dambanya di dermaga pelangi
setelah sayap-sayapnya mejadi teguh ditempah badai
dan jangan sampai biduknya remuk tertelan rasa”



Seiri